Keberagaman
KEKUATAN
Kebersamaan
Kepengurusan
SP NIBA BCA Komda Jatim periode 2003-2007 akhirnya telah mencapai penghujung
pengabdiannya yang ditandai dengan digelarnya Musda SP NIBA BCA Komda Jatim pada
tanggal 4 Mei 2007 bertempat di Mercure Grand Mirama Hotel Surabaya. Musda kali
ini tentu berbeda dengan Musda sebelumnya, karena pada ajang inilah untuk
pertama kali digelar pemilihan Ketua SP NIBA BCA Komda Jatim sebagai konsekwensi
perubahan struktur organisasi pada Munas II SP NIBA BCA. Selain itu Musda SP
NIBA BCA Komda Jatim kali ini juga berbeda nuansanya dengan pelaksanaan Musdalub
pada Agustus 2003, dimana kali ini pesertanya telah berjumlah 22 Komcab serta
juga dihadiri oleh perwakilan Komda Jabar, Komwil Jateng-DIY, Komwil
Jabodetabek, Komwil Indonesia Timur serta hampir semua pengurus Komnas SP NIBA
BCA. Perhelatan akbar ini sendiri juga terselenggara dengan baik berkat
kerjasama yang telah terjalin baik antara SP NIBA BCA Komda Jatim dengan
Manajemen Kanwil III dan Kanwil VII PT Bank Central Asia Tbk.
Sesuai dengan tema Musda kali ini
yakni “ Dengan Musyawarah Daerah kita rajut keberagaman untuk mewujudkan
kebersamaan sebagai suatu kekuatan “, maka suasana yang tercipta dalam event ini
juga sangat selaras dengan temanya. Banyak usulan-usulan baru yang dilontarkan
tidak hanya oleh wajah-wajah lama yang selama ini sudah terkenal seperti Agus
Setijawan ( Kediri ), H.M. Fathoni, Sidhi Alkahfi S, Anang Suprayogi ( Jember ),
Handoko ( Sidoarjo ), Triadi Desi ( Darmo/Kanwil III ), Budi Zulkarnain (
Veteran ), Raflis Chaniago ( Kayun ) tetapi juga oleh wajah-wajah baru
seperti Suprijadi ( Tulungagung ), Sonny Rachmawan ( Kayun ), Soegianto (
Diponegoro ), Unggul Prabowo ( Malang ), Arie Dwi C ( Borobudur ), Nurrokhim (
Pasuruan ) yang kesemuanya ini menunjukkan bahwa dinamika yang sehat telah
mulai menjadi budaya di lingkungan SP NIBA Jawa Timur. Selain daripada itu
sebagai kekuatan yang diperhitungkan di tingkat Nasional, Jawa Timur juga telah
berusaha melakukan regenerasi secara mendasar di organisasi dimana ini
dicerminkan dari tidak diperbolehkannya pengurus Komnas yang berada di Jatim
untuk maju dalam pencalonan Ketua Komda serta disepakatinya perjanjian Siap
Menang Siap Kalah oleh para calon Ketua Komda yang juga bertujuan untuk
menciptakan suasana serta sistem kompetisi yang sehat di tubuh organisasi.
Akhirnya setelah melewati pemandangan
umum mengenai LPJ Komda 2003-2007, pembahasan rencana-rencana kerja serta
pembuatan rekomendasi organisasi tahapan pencalonan untuk calon para Ketua Komda
Jatim periode 2007-2010 menghasilkan nama-nama sebagai berikut :
Raflis Chaniago ( Komda Jatim/Komcab Kayun ) : 8 Komcab
Mengingat aturan Tatib pencalonan yang mengharuskan calon Ketua harus didukung minimal 2 Komcab, maka 2 nama terakhir tidak dapat maju ke putaran berikutnya. 4 nama yang tersisa untuk maju ke pencalonan Ketua Komda pun diminta untuk menyampaikan visi dan misinya apabila menjadi Ketua Komda nantinya. Dan, akhirnya melalui proses pemilihan yang menggunakan sistem “ one man one vote “ dengan melibatkan 58 orang yang mempunyai hak pilih akhirnya memunculkan hasil sebagai berikut :
Ø Harianto : 35 suara
Ø Raflis Chaniago : 18 suara
Ø H.M. Fathoni : 3 suara
Ø Agus Setijawan : 2 suara
Hasil pemilihan akhir yang memunculkan nama Harianto ini sekaligus semakin menunjukkan penjabaran dari arti Keberagaman, Kebersamaan dan Kekuatan dimana ini juga dicerminkan dari susunan kabinet Komda Jatim 2007-2010 yang juga mengakomodir hampir sebagian besar potensi-potensi terbaik yang ada di Jawa Timur. Sebuah kombinasi unik yang dianggap oleh sebagian besar pengurus Komnas yang hadir pada acara itu sebagai suatu hasil yang luar biasa. Demikianlah sekelumit kisah Musda Komda Jatim yang kali ini akhirnya memunculkan suatu kisah baru tentang fenomena perubahan organisasi yang bisa disikapi dengan baik tanpa harus melewati perdebatan tapi melalui musyawarah dengan dilandasi kejernihan berpikir serta keikhlasan dalam berperilaku. ( Ardye Amran )